(13/04/13) Taman Krida Budaya, Malang – Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur kembali mengadakan sebuah festival tahunan yang
diselenggarakan bertahap di berbagai daerah di Jawa Timur, Festival
Paguyuban Peminat Seni Tradisi /PPST 2013, dan tahun ini sama layaknya
tahun 2012 kemarin yaitu di adakan di Taman Krida Budaya Jl. Soekarno Hatta,
Malang. Berbagai sekolah dari delegasi kabupaten pun berkumpul dan memulai
gladi bersih sehari sebelum pementasan di mulai. Festival Seni Tradisi tahun
ini diikuti selebihnya 21 Kabupaten di tingkat SMA dan 25 Kabupaten di tingkat
SMP, dan tentunya beberapa sekolah mengalami perkembangan dalam menata riset
panggung mereka dalam menanggapi teater, music dan tari tradisional, sayangnya
pada tahun ini persediaan penataan tempat untuk peserta tidak seefisien tahun
kemarin yang menyurvei asrama sebagai tempat tinggal perserta selama semalam,
bahkan untuk penghargaan pun Dispendik mengeluarkan keputusan penerimaan 5
besar Penyaji terbaik dan 3 besar yel-yel terbaik yang berbeda dari tahun
sebelumnya. Kali ini, dari Kabupaten Gresik
mengeluarkan sedikitnya 3 Duta delegasi PPST, 2 di tingkat SMA, dan satunya
berada di tingkat SMP. Di tingkat SMA ialah Duta Kabupaten yang telah beberapa
kali mengikuti kegiatan pekan seni pelajar tersebut semenjak tahun 2006, yakni
SMANU 1 Gresik dan salah satu delegasi
yang baru pertama kali tercatat di profil PPST Jawa Timur, SMAN 1 Kebomas.
Sedangkan di tingkat SMP, delegasi dari Gresik adalah SMP Mambaul Ulum yang
menampilkan pertunjukan berjudul ‘Gerbang Giri Nogo’. Duta
Gresik, SMANU 1 Gresik kali ini menampilkan sebuah sekuel lama yang berjudul
‘Putri Dewi Retno Suwari’ yang akrab disebut sebagai Fatimah Binti Maimun,
salah satu penyebar islam terkemuka di daerah Gresik, sekuel ini kembali
dimunculkan dengan teatrikal yang hampir seluruhnya dimainkan oleh perempuan,
teatrikal ini banyak memunculkan seni tari mereka dan hampir semuanya memacu
pada dialog yang berlangsung, keberadan Fatimah binti Maimun yang menjadi
penyebar islam di Gresik kerap kali mendapat cobaan, sampai akhirnya para
masyarakatnya percaya dan memeluk agama islam, uniknya para pemain teater juga
merupakan pemain tari tradisional seperti pada tahun sebelumnya, sekuel ini
diketahui ketika para pemain teater telah selesai dengan dialog mereka.
Kesamaan lain dalam pertunjukan dari SMANU 1 Gresik ini terlihat ketika
memainkan yel-yel nya di akhir acara, kostum merah yang kontras dan lolongan yel-yel
tradisional yang mereka mainkan mendapat tanggapan dari guru, pelatih dan kakak-kakak
kelas yang juga melihat events tersebut. Pengembangan seni tradisi di SMANU 1
Gresik ini terlihat sangat efisien dari generasi ke generasi, “Walau kompetisi
nya rumit, soalnya saingannya juga berkembang pesat, merasa tertantang dengan
yang tahun kemarin”, kata salah satu siswi yang mengikuti events Seni pelajar
tersebut ketika wawancara bersama staffnya.(Oeman/Vic)
0 comments:
Post a Comment